Singkong
bisa digunakan sebagai pengganti makanan berat, bisa juga dijadikan makanan
camilan atau dibuat sebagai kue basah. Variasi makanan singkong mulai banyak
beredar dipasaran, hal ini merupakan potensi perkebunan singkong untuk membudidayakan singkong. Karena akan menjadi peluang
bisnis yang cukup diperhitungkan melihat permintaan pasar yang selalu banyak.
Tanaman singkong sangat mudah tumbuh, tanaman singkong bisa tumbuh dimana saja,
baik pekarangan ataupun sawah. Jadi potensi perkebunan singkong selain bisa dilakukan sendiri, setiap orang bisa dengan
mudah menanam singkong dimana saja. Tanaman singkong termasuk tanaman yang
mengandung antioksidan, penambah nafsu makan atau bisa disebut tanaman
antikanker. Singkong mengandung kalori, protein, zat besi, vitamin B, C, kalium
dan sebagainya. Singkong bisa dijadikan makanan olahan yang lezat, seperti
cake, tape, pudding, roti, dan hidangan enak lainnya. Singkong juga bisa
digunakan sebagai bahan baku tepung. Yaitu tepung tapioka namanya, tepung ini
bisa digunakan untuk menggantikan tepung gandum.
Potensi
perkebunan singkong banyak
dilirik oleh para investor, karena munculnya banyak variasi makanan yang
memberikan peluang menjanjikan membuat orang tertarik membuat budidaya
singkong. Selain banyak manfaatnya, tekhnik pengolahannya tidak sulit.
Menjadikan singkong mudah ditanam dan mudah diperoleh. Variasi makanan yang mulai
merambah kekinian adalah es krim, brownies singkong, aneka kue, modifikasi
cassava dan lain sebagainya. Tanaman singkong lebih tahan kekeringan dibanding
tanaman pangan-pangan lainnya. Jenis budidayanya tidak melulu menggunakan
tumpang sari. Bisa dilakukan dengan beberapa cara
Berikut
beberapa tahapan untuk melakukan budidaya singkong:
- Menyiapkan lahan
-
Singkong
dapat ditanam di tempat argoklimat tropis
-
Tanaman
singkong tahan dengan lahan-lahan yang kering, apabila di lahan subur maka akan
banyak mengandung unsur hara.
-
Singkong
dapat tumbuh pada daerah-daerah dengan ketinggian 800m dari permukaan asalkan
mendapatkan sinar matahari yang cukup, dan curah hujan antara 750-2500 mm dalam
satu tahun. Bisa bertahan hidup pada 6 bulan yang kering.
- Memilih bibit dan tanah
-
Menyiangi
semak belukar, sebelum membuka lahan. Untuk tanah yang sudah biasa ditanami palawija
sebaiknya langsung dicangkuli kembali.
-
Tanah
yang dipilih harus diolah lalu digemburkan terlebih dahulu.
-
Pertumbuhan
singkong yang optimal, merupakan singkong yang akarnya dapat menembus tanah.
-
Kemudian
lakukan untuk mengumpulkan dan menyisihkan batang tebangan, sedangkan bekas
rerumputan dapat dicacah dan dimasukkan ke dalam tanah.
-
Selanjutnya
melakukan pembajakan atau tanah dicangkuli untuk tahap pertama
-
Kemudian
tahap kedua melakukan pencangkulan sebagai tahap penggemburan tanah
-
Selanjutnya
dibuatnya saluran untuk memasukkan dan pembuangan. Setelah itu dibuat guludan.
-
Pemilihan
bibit singkong sebaiknya seperti yang dianjurkan, yaitu merujuk pada panca
usaha tani menggunakan bibit unggul, bercocok tanam yang baik, memakai
pupuk, pemeliharaaan tanaman,
pengendalian hama dan penyakit dan penanganan panen dan pasca tepat.
- Melakukan penanaman
-
Bibit
yang digunakan berupa stek batang ukuran 30 cm.
-
Cara
menanam diberikan jarak 100x80 cm, perbandingan populasi tanaman dengan luas
lahan 1 hektar : 12.500 tanaman.
-
Pada
fase pertumbuhan, singkong memerlukan kecukupan air.
- Pemeliharaan
-
Tahap
pemeliharaan yaitu berupa menyiangi tanaman, lalu memberi pupuk, memberi air,
dan menghilangkan hama dan penyakit.
-
2
minggu pertama setelah tanam, perlu disulam, kemudian penyilangan setidaknya
dilakukan 2x saat tanaman belum saling menutup.
-
Di
usia kurang lebih sebulan sebaiknya dilakukan penyiangan pertama, lalu dua
bulan kemudian baru dilakukan penyiangan selanjutnya.
-
Saat
melakukan penyiangan sembari diberi pupuk, baik penyiangan pertama dan kedua.
- Panen
-
Singkong
dapat dipanen kira-kira kisaran 10-14 bulan setelah ditanam. Batang umbi kayu
setelah dipanen sebagian bisa disisihkan untuk bibit selanjutnya. Dengan
memanfaatkan potensi perkebunan singkong, bisa menumbuhkan ekonomi petani.
0 Komentar