Lada merupakan komoditas
yang paling banyak diperdagangkan sejak zaman dahulu. Lada termasuk dalam
kelompok rempah yang sudah dibutuhkan pasar Eropa sejak abad ke 12. Sehingga tidak heran bila lada sebagai potensi perkebunan yang
menjanjikan. Sebutan lada adalah raja rempah, daerah penghasil lada di
Indonesia yaitu Kalimantan barat, Kalimantan timur, lampung dan Bangka
Belitung. Lada termasuk sumber devisa negara mampu meningkatkan perekonomian
daerah, sebagai penyedia lapangan kerja dan sentra produksi. Pada pasar
internasional pun lada Indonesia mempunyai cita rasa yang berbeda sehingga
mampu bersaing di kancah Internasioanal.
Lada mempunyai fungsi diantaranya bisa digunakan sebagai bumbu masakan,
berbagai makanan Indonesia aataupun Eropa. Lada bisa digunakan sebagai bahan
baku makanan siap saji, racikan obat-obatan, penyedap, kosmetik dan lain
sebagainya.
Berbagai peluang
yang ada membuat lada sebagai
potensi perkebunan yang cukup menjanjikan.
Muntok white papper merupakan sebutan untuk lada putih Indonesia, sedang
lampong black papper untuk lada hitam. Pangsa pasar lada sangat luas, bahkan
untuk negara maju seperti perancis, perusahaan parfum sangat bergantung pada
lada. Pada negara-negara maju seperti Amerika, Jerman, Jepang dan negara maju
lainnya pemanfaatan lada lebih tinggi dibanding negara-negara berkembang.
Dengan demikian peluang untuk meluaskan lada sebagai potensi perkebunan sangatlah
banyak. Sehingga tidak heran bila mulai bermunculan investor yang ingin
membudidayakan lada.
Beberapa tahapan
dalam membudidayakan lada yaitu :
- Kriteria
tanaman
-
Lada bisa tumbuh di wilayah yang mempunyai curah hujan dalam
kisaran 2000 sampai 3000 mm per tahunnya.
-
Pertumbuhan lada bisa bagus apabila tumbuh di daerah dengan
kisaran suhu udara 20-34 derajat Celsius.
-
Tanaman lada membutuhkan sinar matahari sekitar 10 jam dalam
sehari, agar bisa tumbuh dengan bagus.
-
Untuk obsi tempat lada hidup bisa pada ketinggian 300-1.100 meter
di atas permukaan laut.
- Lahan
-
Kriteria tanah yang dijadikan lahan untuk menanam lada yaitu tanah
gembur, dan banyak mengandung unsur hara.
-
Kondisi tanah tengah-tengah, tidak terlalu kering atau tidak
tergenang banyak air.
-
Tanah yang ditanami mempunyai kandungan humus sebanyak 1-2,5 meter
-
Tanah yang belum pernah digunakan untuk budidaya lada, sebaiknya
diolah, disiang lalu baru digemburkan
dahulu.
- Pemilihan
Bibit
-
Bibit lada yang bagus sebaiknya diambil dari indukan yang sudah
berusia kurang lebih 10 bulan sampai 3 tahun.
- Penanaman
-
Sebelum menanam tanah harus diolah terlebih dahulu, yaitu dengan
cara menggemburkan tanah. Menggemburkan tanah bisa dengan cara dicangkuli
dengan kedalaman 20-35 cm. Untuk mendapatkan keasaman tanah yang diinginkan,
tanah sebaiknya ditaburi kapur lalu didiamkan selama 3-4 minggu.
-
Penanamn lada paling cocok dilakukan saat musim peralihan, dari
musim hujan ke musim kemarau, atau musim hujan ke musim kemarau.
-
Tanaman lada ditanam dengan kedalam 50 cm dan dengan jarak 2x2
meter.
-
Lakukan pemupukan setelah lada selesai ditanamkan.
- Perawatan
-
Lada merupakan tanaman rambat, sehingga perlu ada penanganan untuk
mengaitkan sulur
-
Dalam merawat lada perlu memperhatikan keberadaan lada seperti
seharusnya banyak menyiangi lada,
kemudian menyiram dengan rutin, rutin dalam memberi pupuk, lalu melakukan
perempelan, memberi mulsa dan membuat ajir.
-
Perlu diperhatikan lada dari penyerangan hewan, hama, ataupun
penyakit.
-
Tanaman lada baru bisa dipanen ketika sudah berusia 3 tahun
Dengan
demikian lada sebagai potensi perkebunan bisa dibudidayakan
untuk membantu perkonomian daerah.
0 Komentar