Budidaya Lada Sebagai Potensi Perkebunan

19.05


Lada merupakan komoditas yang paling banyak diperdagangkan sejak zaman dahulu. Lada termasuk dalam kelompok rempah yang sudah dibutuhkan pasar Eropa sejak abad ke 12.  Sehingga tidak heran bila lada sebagai potensi perkebunan yang menjanjikan. Sebutan lada adalah raja rempah, daerah penghasil lada di Indonesia yaitu Kalimantan barat, Kalimantan timur, lampung dan Bangka Belitung. Lada termasuk sumber devisa negara mampu meningkatkan perekonomian daerah, sebagai penyedia lapangan kerja dan sentra produksi. Pada pasar internasional pun lada Indonesia mempunyai cita rasa yang berbeda sehingga mampu bersaing di kancah Internasioanal.  Lada mempunyai fungsi diantaranya bisa digunakan sebagai bumbu masakan, berbagai makanan Indonesia aataupun Eropa. Lada bisa digunakan sebagai bahan baku makanan siap saji, racikan obat-obatan, penyedap, kosmetik dan lain sebagainya.

Berbagai peluang yang ada membuat lada sebagai potensi perkebunan yang cukup menjanjikan.  Muntok white papper merupakan sebutan untuk lada putih Indonesia, sedang lampong black papper untuk lada hitam. Pangsa pasar lada sangat luas, bahkan untuk negara maju seperti perancis, perusahaan parfum sangat bergantung pada lada. Pada negara-negara maju seperti Amerika, Jerman, Jepang dan negara maju lainnya pemanfaatan lada lebih tinggi dibanding negara-negara berkembang. Dengan demikian peluang untuk meluaskan lada sebagai potensi perkebunan sangatlah banyak. Sehingga tidak heran bila mulai bermunculan investor yang ingin membudidayakan lada.
Beberapa tahapan dalam membudidayakan lada yaitu :

  1. Kriteria tanaman
-          Lada bisa tumbuh di wilayah yang mempunyai curah hujan dalam kisaran 2000 sampai 3000 mm per tahunnya.
-          Pertumbuhan lada bisa bagus apabila tumbuh di daerah dengan kisaran suhu udara 20-34 derajat Celsius.
-          Tanaman lada membutuhkan sinar matahari sekitar 10 jam dalam sehari, agar bisa tumbuh dengan bagus.
-          Untuk obsi tempat lada hidup bisa pada ketinggian 300-1.100 meter di atas permukaan laut.

  1. Lahan
-          Kriteria tanah yang dijadikan lahan untuk menanam lada yaitu tanah gembur, dan banyak mengandung unsur hara.
-          Kondisi tanah tengah-tengah, tidak terlalu kering atau tidak tergenang banyak air.
-          Tanah yang ditanami mempunyai kandungan humus sebanyak 1-2,5 meter
-          Tanah yang belum pernah digunakan untuk budidaya lada, sebaiknya diolah, disiang  lalu baru digemburkan dahulu.

  1. Pemilihan Bibit
-          Bibit lada yang bagus sebaiknya diambil dari indukan yang sudah berusia kurang lebih 10 bulan sampai 3 tahun.

  1. Penanaman
-          Sebelum menanam tanah harus diolah terlebih dahulu, yaitu dengan cara menggemburkan tanah. Menggemburkan tanah bisa dengan cara dicangkuli dengan kedalaman 20-35 cm. Untuk mendapatkan keasaman tanah yang diinginkan, tanah sebaiknya ditaburi kapur lalu didiamkan selama 3-4 minggu.
-          Penanamn lada paling cocok dilakukan saat musim peralihan, dari musim hujan ke musim kemarau, atau musim hujan ke musim kemarau.
-          Tanaman lada ditanam dengan kedalam 50 cm dan dengan jarak 2x2 meter.
-          Lakukan pemupukan setelah lada selesai ditanamkan.

  1. Perawatan
-          Lada merupakan tanaman rambat, sehingga perlu ada penanganan untuk mengaitkan sulur
-          Dalam merawat lada perlu memperhatikan keberadaan lada seperti seharusnya banyak  menyiangi lada, kemudian menyiram dengan rutin, rutin dalam memberi pupuk, lalu melakukan perempelan, memberi mulsa dan membuat ajir.
-          Perlu diperhatikan lada dari penyerangan hewan, hama, ataupun penyakit.
-          Tanaman lada baru bisa dipanen ketika sudah berusia 3 tahun

Dengan demikian lada sebagai potensi perkebunan bisa dibudidayakan untuk membantu perkonomian daerah.


Share this :

Previous
Next Post »
0 Komentar


Arsip Blog