Yang Perlu Diketahui dalam Bertani di Lahan Gambut

19.09


Pada dasarnya tidak semua lahan gambut dapat dikembangkan. Lahan gambut di Indonesia banyak terdapat di pulau Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya dan Sumatera. Dan kebanyakan di daerah dataran rendah atau pantai. Banyak lahan pertanian yang justru digunakan untuk keperluan lain seperti bangunan komersial atau perumahan. Sehingga pertanian diarahkan pada lahan gambut. Bertani di lahan gambut memang memerlukan ekstra modal dan ekstra ketekunan. Hal itu membuat banyak orang enggan untuk memanfaatkan lahan gambut. Banyak lahan gambut yang semakin rusak akibat dari tidak adanya penanganan yang benar.

Jika ingin bertani di lahan gambut, harus tahu dulu cara pengolahan tanah dan cara perawatan yang benar :

1.       Pembakaran. Pembakaran lahan adalah cara tradisional yang sering dilakukan masyarakat di pedesaan. Abu hasil pembakaran akan sangat berpengaruh pada penurunan kadar keasaman tanah. Cara ini berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Di tahun pertama penyerapan keasaman dapat meningkat.

2.       Pemberian pupuk. Pupuk harus dalam komposisi yang benar karena lahan gambut memiliki unsur hara yang minim.

3.       Pengelolaan air. Dalam pengelolaan air untuk lahan gambut dapat dilakukan dengan beberapa cara namun dengan batas dan syarat-syarat tertentu mengingat sifat lahan gambut yang cenderung mudah mengering.

-          Drainase, drainese yang baik untuk lahan gambut adalah dengan mempertahankan batas air kritis gambut. Tapi usahakan tidak mengakibatkan kerugian pada tanaman dan hasil panen. Intensitas drainase tergantung pada kondisi tanah dan curah hujan. Jika curah hujannya tinggi, maka gunakan sistem drainase untuk meminimalisir terjadinya banjir.

-          Irigasi, irigasi perlu dilakukan jika batas kritis air tidak dapat terkontrol dan lebih rendah dari kebutuhan air semestinya. Irigasi juga perlu dilakukan terutama bagi tanaman tertentu. Tanaman mempunyai tahapan pertumbuhan yang sensitif terhadap stres air yang berbeda. Pengetahuan tersebut dapat membantu penggunaan air secara optimum.

-          Penggenangan, penggenangan berfungsi untuk meminimalisir terjadinya subsidence. Cara ini untuk bertani di lahan gambut dengan mengembangkan jenis hidrofilik atau tanaman toleran air yang mempunyai nilai ekonomi. Tanaman tersebut antara lain, bayam china, kangkung dan seledri air.

Selanjutnya perlu diketahui  jenis tanaman yang dapat hidup di ladang gambut.

1.       Padi, dihadapkan pada masalah seperti kendala fisika, kesuburan serta pengelolaan tanah dan air khususnya gambut yang tebal. Lahan gambut yang sesuai untuk padi adalah gambut dengan ketebalan 20-50 cm dan gambut dangkal antara 0,5-1 m. Padi kurang sesuai pada gambut dengan ketebalan lebih dari 1 m.

2.       Tanaman perkebunan dan industri, perusahaan swasta banyak memanfaatkan lahan gambut tebal untuk tanaman perkebunan dan industri berskala besar. Biasanya perkebunan ini terdapat di Riau. Sebelum penanaman harus dilakukan pemadatan lahan menggunakan alat berat. Biasanya menggunakan pengairan sistem drainase yang tepat. Menggunakan pupuk makro dan mikro menjadi pilihan tepat untuk menjaga kesuburan tanah. Tanaman perkebunan dan industri dapat tumbuh di lahan gambut setebal 1-3 m.

3.       Palawija dan tanaman musiman, gambut dangkal dan gambut sedang dapat digunakan untuk pengembangan tanaman musiman. Tanaman palawija memerlukan kondisi drainase yang tepat agar bagian bawah tanaman tidak busuk. Hal ini juga dapat meminimalisir penggunaan pupuk. Penanaman tapioka dapat menghasilkan lebih dari 50 ton/ha jika pengelolaannya baik dan merupakan tanaman penting pada gambut oligotropic tropis dengan drainase yang tepat. Selain itu, bertani di lahan gambut  juga dapat mengembangkan tanaman jagung, berbagai jenis cabai, dan beberapa jenis buah seperti semangka dan nanas.


Share this :

Previous
Next Post »
0 Komentar


Arsip Blog