Kebutuhan akan furniture mulai meningkat seiring berjalannya
waktu. Kebutuhan bahan baku kayu sangat dibutuhkan, untuk membuat perkakas
furniture yang terjangkau dibutuhkan bahan yang terjangkau juga. Pohon sengon
selama ini dikenal sebagai bahan baku furniture, untuk bidang perkebunan pohon sengon sebagai potensi perkebunan
karena banyaknya permintaan untuk bahan baku furniture terjangkau.
Furniture terjangkau biasanya dibuat untuk perkakas rumah tangga ataupun untuk
sekelas keperluan mahasiswa. Sehingga banyak pengrajin kayu yang membutuhkan
bahan baku sengon untuk dibuat kembali. Pada bidang perkebunan pohon sengon sebagai potensi perkebunan
bisa menjadi investasi yang menjanjikan untuk peluang di bidang
perkebunan. Pohon sengon terdapat tiga jenis yang banyak diminati oleh
pengrajin, yaitu sengon Solomon, laut dan nusantara. Permintaan akan ketiganya
termasuk tinggi karena jenis bibit sengon yang jenis ini terbilang produktif.
Pohon sengon
sebagai potensi perkebunan yang menjanjikan tergantung jenis
bibit yang digunakan. Usia dan ukuran pohon sengon sangat berpengaruh dari
kekuatan bibit. Jenis bibit 3 bulan, biasanya ukuran batangnya 50 cm, yang
mempunyai akar berkambium, dan ditumbuhi daun setidaknya 8 lembar. Selanjutnya
ada bibit 5 bulan, bedanya dengan yang 3 bulan adalah bibit ini setidaknya
batang berdiameter sekitar 1-2 cm dan tinggi bibit 1 m, dengan ukuran daun
kurang lebih antara 1 sampai 12 cm.
Pemasaran pohon sengon termasuk relative mudah, kayu sengon memunyai
tingkat konsumsi yang tinggi, selain
untuk dijual batangan bisa juga dibuat sebagai bahan baku peti, palet dan lain
sebagainya. Ranting pohon sengon juga bisa dimanfaatkan sebagi bahan baku kertas
atau pulp, atau bisa juga dikelompokkan untuk bahan kayu bakar. Pohon sengon
sangat diminati untuk investasi bagi bagian perkebunan, bisa diambil contoh
perhitungannya yaitu saat pohon sudah berusia sekitar 5 tahun, kemudian
dihargai tiga ratus ribu sampai dengan limaratus ribu per batang, sedangkan
jika sudah diolah menjadi papan dapat dihargai sekita satu juta sampai satu
setengah juta per meter kubik. Perhitungan untuk perkiraan jumlah tanaman dalam
satu hektar lahan adalah sekitar 4000 batang, biasanya prediksi penyusutannya
sekitar 25 %, dihitung 25% dari 4000 batang adalah 1000 batang. Maka setiap
satu hektar tanah bisa memanen sebanyak 3000 batang dalam perdiksi rentang
waktu 5 tahun. Dengan kalkulasi penjualan yang dilakukan sebelumnya, hanya
dikurangi oleh ongkos perawatan dan ongkos jasa angkut.
Jadi
tak heran bila pohon sengon sebagai potensi perkebunan terus dibudidayakan dan
sebagai
komoditi invetasi yang menjanjikan. Berikut cara budidaya pohon sengon:
- Lahan yang dibutuhkan
-
Lahan
yang bagus punya ketinggian 0-800 meter dari permukaan laut.
-
Jenis
sengon yang bisa ditanam di atas tanah yaitu alluvial, regosol, dan latosol.
- Melakukan pembibitan
-
Pembibitan
sengon bisa menggunakan biji, atau cara generative.
-
Ciri
bibit unggul yaitu ukurannya besar, bentuknya utuh, dan bisa tenggelam dalam
air.
-
Untuk
mempercepat proses perkecambahan biji sengon sebaiknya direndam dalam air
mendidih kurang lebih dalam durasi 20 menit. Kemudian pindahkan dalam rendaman
air dingin selama 24 jam. Setelah itu angkat dan diap disemaikan.
- Penanaman sengon
-
Jarak
tanam ideal bibit sengon sekitar 30 cm persegi dan kedalaman 30 cm
-
Untuk
mendapatkan hasil optimal, lakukan pemupukan sebelum menanam bibit.
- Pemeliharaan
-
Cara
memelihara sengon adalah dengan mengairi secara rutin
-
Lalu
gunakan semprotan pembasmi hama, dan menyiangi area sekitarnya.
-
Atau
bisa mengawasi binatang perusak sengon.
Budidaya pohon sengon sebagai
potensi perkebunan merupakan peluang untuk meningkatkan taraf ekonomi pengrajin kayu
dan masyarakat.
0 Komentar